Dalam beribadah umroh, thawaf adalah rukun, yang jika ditinggalkan akan membatalkan ibadah kita. Oleh karenanya ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, agar ibadah kita berjalan dengan lancar.
1. Tempat Thawaf
Tempat thawaf disebut dengan Mathaf. Tempat utamanya adalah di Sohn al Mathof (lantai dasar yang mengelilingi kakbah). Namun demikian, jika kita membawa atau menggunakan kursi roda, biasanya diarahkan oleh petugas di lantai 1 dan 2. Tentu saja jarak putarnya akan lebih jauh dibanding di lantai dasar.
2. Harus dalam keadaan suci
Syarat sahnya thawaf harus dalam keadaan suci. Jadikan pastikan kamu sudah wudhu sebelum berangkat ke masjidil haram. Pastikan juga kamu bisa menjaga wudhu, terlebih buah hajat kecil atau besar. Karena toilet berada di luar masjid, dan jauh untuk mengaksesnya. Adapun jika batal karena buang angin, biasanya ada tempat wudhu di bawah tangga yang menuju Mathaf. Jadi, sebelum berangkat ke Masjidil Haram, usahakan semua hajat sudah diselesaikan.
3. Mulai dari sudut Hajar Aswad
Saat tiba di Mathaf, kita langsung menuju sudut Hajar Aswad. Jika kamu belum tahu di mana sudut Hajar Aswad, kamu lampu hijau yang terpasang di dinding masjid. Garis “imajiner” antara lampu hijau dengan Kakbah itulah sudut hajar Aswad. Di situlah garis “START” thawaf.
4. Tujuh Putaran
Thawaf dilakukan sebanyak 7 putaran dengan arah berlawanan jarum jam (posisi kakbah sebelah kiri kita). Start dan finish di Hajar Aswad. Pastikan kamu menghitung dengan benar ya, jangan sampai kebanyakan, apalagi kurang. Kalau kurang tidak sah, jika kelebihan akan melelahkan 🙂
5. Sentuhan Lawan Jenis saat Thawaf
Saat thawaf kita sangat sulit dihindari kemungkinan bersentuhan kulit dengan lawan jenis yang bukan mahrom. Biasanya, suasana di Mathaf selalu ramai, terlebih di waktu-waktu tertentu. Maka bagi kamu yang selama ini bermazhab Syafi’i, dan berpendapat sentuhan dengan lawan jenis dapat membatalkan wudhu, saat thawaf harus intiqolul madzhab (pindah mazhab) dulu yang berpendapat tidak batal. Tapi harus diingat, jangan malah sengaja menyentuh orang lain yang bukan mahram ya.
6. Jangan Tergesa-gesa
Jika kamu thawaf berkelompok, usahakan selalu berada dalam barisan. Perhatikan jamaah lain yang mungkin lebih uzur dari sisi usia, atau memiliki keterbatasan. Namun jika kamu thawaf sunnah, dan melakukan sendiri, silakan sesuai kemampuan. Ikuti arahan pembimbing agar tidak terpencar.
7. Jangan Cium Hajar Aswad
Saat thawaf umroh atau haji, terlebih berkelompok, sebaiknya jangan berusaha menyentuh Kakbah atau mencium Hajar Aswad terlebih dahulu. Pasalnya, jika kamu tergoda untuk melakukannya, akan mengganggu barisan kelompok kamu. Silakan mencium Hajar Aswad setelah rangkaian prosesi umroh selesai. Bisa di malam hari atau waktu lainnya.
8. Ikuti Sunnah-sunnahnya
Ada banyak sunnah ketika melakukan thawaf, seperti istilam (melambaikan tangan dan mengucap bismillah dan takbir ke arah Hajar Aswad), membaca doa di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, berjalan cepat di putaran pertama (khususnya ketika thawaf sendirian), dan shalat di belakang Maqom Ibrahim setelah thawaf.
9. Bacaan Thawaf
Biasanya tiap travel membekali buku panduan doa selama ibadah umroh. Namun, tidak semua harus dibaca jika tidak memungkinkan. Setidaknya ada dua doa yang dibaca saat thawaf. Pertama antara Hajar Aswad ke Maqom Ibrahim, membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir. Kedua, antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, membaca doa “sapu jagat” (robbana atina fid dunya dst).