Rujukan utama dalam pelaksanaan rangkaian ibadah haji tentu saja Nabi Muhammad SAW. Ini sesuai dengan sabda beliau: “Ambillah dariku pelaksanaan manasik hajimu.”
Dalam hadits lain beliau juga mengatakan: “Ikutilah cara ibadah hajiku.” Lalu, bagaimana haji Rasulullah? Berikut ini tata cara pelaksanaan ibadah haji Nabi Muhammad itu.
Seorang sahabat bernama Jabir bin Abdullah ra menuturkan: “Ketika Rasullah saw melakukan haji, para sahabat termasuk kami sendiri ikut berhaji bersama beliau. Kami bersama Rasulullah meninggalkan Madinah ke miqat di Bir Ali (Zulhulayfah).”
Dengan memakai pakaian ihram, di dalam perjalanan, tepatnya di Zulhulayfah (Bir Ali), beliau dan rombongan bertemu Asma binti Umais yang baru saja melahirkan putranya. Kemudian Muhamamd bin Abubakar menyuruhnya menanyakan kepada Rasulullah apa yang harus dilakukan seseorang yang baru melahirkan bayinya. Rasulullah kemudian memerintahkan Asma binti Umais mandi dan memakai kembali ihramnya.
Setelah sholat di masjid setempat, Rasulullah menaiki unta kemudian menuju tempat dekan masjid yang bernama Al-Baida’. Dari tempat inilah Rasulullah mulai membaca Talbiyah dengan suara keras dan diikuti yang lainnya.
“Labbaik allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wa mikmata laka wal mulka laa syarika laka. (Aku datang memenuhi panggilanMu. Aku datang memenuhi perintahMu, Ya Allah. Sesungguhnya segala puji dan nikmat itu adalah milikMu. Dan kerajaan (kekuasaan) itu adalah milikMu, tidak ada sekutu bagi-Mu).”
Nabi Muhammad hanya berniat untuk haji, karena belum mengetahui tentang ibadah umroh. Ini sebagaimana haditsnya: “Waktu itu kami hanya niat haji, sebab kami belum tahu tentang umroh.”
Setelah menempuh perjalanan jauh Madinah-Mekkah, kami semua sampai ke Ka’bah. Sebelum memulai tawaf, Rasulullah saw memegang dan mencium Hajar Aswad. Rasulullah jalan cepat pada tiga putaran pertama dan setelah itu berjalan biasa.
Sehabis tawaf, Rasulullah kemudian pergi ke Maqam Ibrahim dan membaca surat Al-Baqarah ayat 125 yang artinya: “Dan ingatlah ketika Kami jadikan Baitullah itu tempat berhimpun manusia untuk beribadah dan tempat yang aman. Dan jadikanlah dari Maqam Ibrahim menjadi tempat shalat. Dan Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, ‘Hendaklah kalian bersihkan Rumah-Ku ini untuk orang-orang yang tawaf, iktikaf, rukuk, dan sujud’. Dan jadikanlah Maqam Ibrahim ini sebagai tempat shalat.”
Sumber : REPUBLIKA.CO.ID
Judul Asli: Menguak Tata Cara Haji Nabi Muhammad